Peradaban malam menuju pagi. Lalu lintas sudah mulai beristirahat dari kepadatannya. Jalanan sudah mulai sepi. Hanya lampu-lampu jalanan yang masih setia menemani aspal-aspal yang hitam memudar. Aku berdiri kaku berteman angin malam yang membawa daun-daun jatuh dari naungan kekokohan sang pohon. Senyumku; kecut.
“Melia, siapkan berkas-berkas terbaru, lalu hubungi pihak marketing dan sampaikan agar mempercepat follow up semua permintaan konsumen dalam waktu dua hari ini. Besok dan lusa saya minta kamu tetap di kantor,
“Generasi bangsa ini sudah rusak! Mengakar sampai ujung akarnya, tidak akan pernah bisa dirubah kecuali semuanya mati, luluh lantak tak tersisa dan barulah lahir bibit-bibit baru yang segar!”